Friday, January 29, 2010

Burung Dan Sifat Ikhtiar Serta Tawakkal

”Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya nescaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang di petang hari dalam keadaan kenyang.” (HR At Tirmidziy) Tawakal dan ikhtiar adalah sifat burung. Satu sayap mengepakkan jiwa tawakal, satunya lagi mengepakkan jiwa ikhtiar. Keduanya digerakkan seirama dan seimbang, begitu indah dan harmonis. Dengannya, ia mampu menembus angkasa tinggi nan luas dengan wajah sangat gagah dan berwibawa. Ulama salaf berkata, ”Tawakal adalah sikap para Nabi dan ikhtiar adalah sunahnya.” Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah, Zat Yang Maha Perkasa, Maha Berilmu, Maha Adil, Maha Pemurah, dan Maha Pembela. Sandaran ini melahirkan jiwa yang penuh keyakinan, keberanian, dan optimis. Tawakal itu penghalang kepada jiwa ketakutan dan kekerdilan. Saat Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, tak sedikit pun jiwanya gementar. Saat Nabi Muhammad diprovokasi bahawa orang kafir telah mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatannya untuk menghancurkan dakwah beliau, imannya justeru semakin kukuh. Kalimat yang terlontar dari lidah mereka adalah ”Hasbunallaahu wani’mal wakil", Allah yang mencukupi kami dan sebaik-baik tempat kami berserah diri.” Ini ungkapan pembuktian bahawa tidak ada satu penghalang pun yang mampu menyurutkan langkah besar mereka. Tawakal pasti menggelorakan semangat ikhtiar. Ikhtiar merupakan takdir Allah bagi manusia dalam meraih dan mewujudkan segala sesuatu. ”Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.” (Attaubah 9: 105) Kesungguhan ikhtiar merupakan tangga menuju kejayaan. Ikhtiar merupakan satu-satunya penolong diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf bin Asbath, ”Berikhtiarlah kamu seperti ikhtiarnya seseorang yang tidak akan selamat tanpanya.” Nabi Musa berhasil membuktikan realiti ini. Ikhtiarnya yang maksima akhirnya mendatangkan pintu kejayaan dan pertolongan Allah. ”Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: ‘Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun’.” (Alkahfi 18: 60)

0 comments:

Post a Comment